Selasa, 18 Juni 2013

Rumah Jati

setiap rumah mempunyai ceritanya sendiri - sendiri...
mereka memiliki sejarah, riwayat, yang dilukiskan oleh sang waktu. Rumah merekam setiap kehidupan di dalamnya. sesuatu yang bergerak dan yang diam. semua terekam dengan indah di dalam memorinya. rumah tau setiap kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, bahkan semua emosi orang - orang yang menempatinya.

aku tidak akan pernah lupa bagaimana dulu pop membawaku ke rumah pertama kami. rumah yang didirikan mulai dari nol. mulai dari sebidang tanah yang kemudian sedikit demi sedikit menjadi bangunan. aku ingat setiap mengunjungi bangunan yang belum jadi itu, selalu berpikir "kok ini rumah gak jadi - jadi sih?" hmmm... aku masih SD waktu itu. tapi perlahan - lahan aku mulai mengerti. rumah itu perlahan tapi pasti mulai berdiri dan terbagi - bagi menjadi beberapa ruangan. rumah, kamu tau, anak kecil itu mulai gembira melihatmu :)

pop mengukir tanggal dimana kami menempati rumah itu persis di tangga menuju ke lantai 2. aku selalu melihatnya setiap akan turun. aku senang menempatinya, meskipun kebanyakan malam hari saja. tetapi satu dan lain hal membuat kami kembali harus meninggalkan rumah itu. tapi kami masih kesana sesekali. untuk "menengok" si rumah. memastikannya baik - baik saja. kadang juga menempatinya, walaupun hanya satu hari.

sekarang, rumah itu kosong. benar - benar kosong. tidak ada yang menempati. tidak ada yang menjenguknya. setiap kali aku kesana, rumah itu seakan membagi memorinya padaku. banyak kenangan. banyak hal yang dia rekam. banyak kejadian yang ingin dia ceritakan. kisah yang mungkin tidak diketahui oleh orang lain. kisah yang mungkin hanya bisa dia lihat. setiap aku kesana, aku selalu ingat bagaimana "perjuangan" rumah itu berdiri. melihat bagaimana impian dipupuk untuk menjadi kenyataan.

aku rindu rumah. yang kosong itu.
hanya ingin meneruskan kebiasaan pop.
memastikan bahwa si rumah baik - baik saja.

inne_chan

Jumat, 07 Juni 2013

My Super Dad a.k.a POP

Sudah kembali ke rutinitas biasa. Sudah kering juga air mata ini. Kemarin saat hari - hari awal, setiap ada yang membicarakannya, air mata ini selalu menetes. Sekarang, aku sudah merasa cukup kuat untuk mengenangnya jauh di dalam memoriku, jauh di dalam hatiku. Dan kembali berdiri menjalani hidup seperti sedia kala. Awalnya merasa ada sesuatu yang hilang sih. Nggak lihat rutinitas Pop yang tiap pagi habis sholat subuh selalu naik sepeda, suara alarm mobil yang dimatikan, Pop keliling sama Adit naik mobil, beli makanan kecil buat camilan sekeluarga, gendong - gendong Adit yang masih 1 tahun, baca koran pagi, sarapan, ngantor sama Mom.

Herannya dengan segala kesibukannya di kantor, Pop selaluuuu ada waktu buat anak - anaknya yang manja ini. Haha :) Setiap malam adalah family time buat kami. Biasanya sih kalau lagi lengkap di rumah pasti pergi kuliner malam - malam sama Pop. Beli macem - macem makanan tuh, tapi hobinya ya soto kudus sama lontong tahu. Hadeh... sebelas duabelas sama adekku. Sampai yang jual hapal sama kita -___-"

Dulu, semua - semuanya Pop. Terutama aku sih.... Tiap pergi kemana - mana ijinnya ke Pop. Pesannya : hati - hati ya, nanti kalau sudah sampai kabari. Tiap akan memutuskan sesuatu, minta pendapat ke Pop. Pesannya : kalau menurutmu itu yang terbaik buatmu, lakukanlah, Pop selalu mendukungmu. Tiap sakit, ngeluhnya ke Pop. Pesannya : sakit apa? udah ke dokter belum? Tiap ke dokter, pasti laporannya ke Pop. Pesannya : apa kata dokter tadi? itu obatnya diminum sampai sembuh ya. Tiap pulang Kudus, yang jemput juga Pop. Pesannya : sudah sampai mana? Ini udah ditunggu ya. Tiap "terjatuh" pasti ingetnya Pop. Bahkan kalau kenapa - kenapa di jalan, pasti bilangnya ke Pop. Padahal Pop nun jauh di rumah dan aku entah ada dimana waktu itu. Cuma entah kenapa aku merasa Pop bisa melihatku aja sih. Hmmm... *cukup aneh*

Sepertinya aku dan Pop terhubung melalui telepati. Haha :) habisnya kalau sedang kangen, pasti di telepon sama Pop. Padahal nggak bilang apa - apa. Nggak sms apa - apa. Tiba - tiba aja ditelepon. Dia selalu tau apa yang kumau. Sekarang sudah tidak bisa seperti dulu sih... Ada yang berbeda memang. Tapi, kok rasanya justru semakin "kuat" yah sejak Pop nggak ada. Orang - orang yang lain aku lihat masih mellow kalau inget Pop. Yah, siapa yang nggak kaget sih, tiba - tiba ditinggalin untuk selamanya padahal nggak ada sakit atau apa. My Mom, masih sering nangis. Grandma, sama juga. Tapi entah kenapa aku bukan tipe seperti itu *padahal aku cewek juga yah*. Sangat sayang sama Pop itu PASTI. Sedih itu juga PASTI. Tapi kuat itu HARUS. Karena sejak dulu Pop membiarkanku mandiri. Ke kota manapun tanpa ada saudara juga oke. Karena Pop tau, aku bisa bertahan. Pop tau sampai dimana batas kekuatanku. Dan selalu menarikku kalau aku sudah tidak kuat *ini jarang sih*. Biasanya aku selalu membereskan urusanku sendiri dengan pantauan Pop dari jauh :) *thank you my super dad*

Hari ini ke makam Pop. Dan hanya merasa bahwa Pop sedang tidur dengan tenang di sana. Jadi melihat makamnya pun sudah memuaskan kerinduanku padanya :) Love you Pop.

inne_chan