Jumat, 30 Maret 2012

Masa Mengajar

Malam ini ngobrol dengan seorang teman tentang masa - masa "mengajar". Beberapa kali saya berkesempatan untuk mengajar di beberapa sekolah. Meskipun hanya membantu sementara dan waktu yang "sangat singkat". Tetapi ada kesan - kesan tersendiri yang menimbulkan memori masa lalu tak terlupakan. Disini saya mencoba membagi beberapa pengalaman mengajar saya. Sebenarnya suatu kesenangan tersendiri mengajar anak - anak yang berbeda - beda karakternya.

Pertama kali saya ikut membantu seorang teman mengajar di sebuah SD di kaki gunung. Jauh memang. Sangat jauh dari jalan raya. Untuk sampai kesana kami harus mengendarai kendaraan pribadi dengan jalan yang terus menerus menanjak. Kebetulan saat itu kegiatan tersebut ditujukan untuk anak - anak kelas 6 SD. Saya mengajar pelajaran bahasa indonesia didampingi seorang teman. Kami mengadakan kelas khusus seminggu sekali secara intensif membantu mereka dalam menghadapi ujian akhir nasional waktu itu. Awalnya semuanya cukup lancar sampai kemudian ada beberapa anak yang mulai ijin untuk keluar kelas alias ke kamar kecil. Mulanya karena saya tidak punya pemikiran macam- macam, saya mengijinkan. Sampai kemudian mereka tidak balik- balik ke kelas. Ternyata mereka duduk - duduk di luar dan susah sekali menyuruh mereka masuk. Rupanya mereka dilanda kebosanan. Dan baru saya sadari, sangat susah menertibkan anak - anak yang sudah lumayan besar itu. Teman saya pun sampai takut karena anak - anak itu terkesan "brutal". Tapi dengan sekuat tenaga kami berhasil menertibkannya, menyuruh mereka masuk, dan kembali mengerjakan soal - soal. Beberapa minggu saya mengajar di SD ini dan sempat menyuruh mereka membuat tugas mengarang "cita - citaku". Saat membacanya di kos, saya tersenyum - senyum sendiri. Ternyata mereka memang anak - anak yang masih polos dan mempunyai harapan yang tinggi. Ada yang bercita - cita ingin menjadi pemain sepak bola, ada yang ingin menjadi dokter, dan sebagainya. Meskipun banyak yang mereka belum paham dengan pelajaran yang mereka dapatkan, kenakalan yang mereka tunjukan, susahnya menurut pada pengajarnya, saya sebenarnya bangga karena ternyata mereka mempunyai mimpi yang begitu besar. Semangat itu.... semoga bisa membawa mereka untuk mewujudkan mimpi itu ke realita.

Kedua kalinya mengajar saya membantu di sebuah SD tempat KKN saya waktu kuliah S1. Letaknya tidak terlalu terpencil. Masih berada di perbatasan antara pusat kota dengan daerah pinggir kota. Entah kenapa teman - teman saya berebut untuk mengajar di kelas 5 dan 6. Sementara saya lebih memilih untuk mengajar kelas 1 atau 2. Tadinya saya memilih kelas 1, waktu masuk kelas saya bingung. loh, ini kelas kok penuh sama ibu - ibu. ternyata anak - anak itu belajar masih ditemani oleh orang tua mereka. Waktu saya sedang berbicara dengan guru kelasnya, saya kaget karena tiba - tiba ada yang menangis. Oke, suasana tidak kondusif. Dan kata gurunya juga, saya disuruh membantu mengajar kelas 2 saja. Mulailah saya masuk ke kelas 2 dengan seorang teman dan mengajar bahasa inggris. Ternyata anak kelas 2 lebih mudah diatur dan mereka mendengarkan dengan serius. Nah,kalau anak - anaknya seperti ini saya semangat mengajar. Memang sih belajarnya masih sangat dasar. Seperti bahasa inggrisnya buah - buahan, benda - benda, dan angka. Tapi seru juga karena saya membuat semacam game supaya mereka bisa terlibat di dalamnya.

Lucu juga ya mengajar anak - anak. Melihat wajah - wajah mereka yang masih polos, belum mengerti apa - apa, tidak ada hal - hal yang harus disembunyikan. Apa adanya.... Dan wajah kagum mereka saat mengetahui hal - hal yang belum mereka kuasai, itu yang membanggakan. Terima kasih Tuhan saya sudah diberikan kesempatan untuk merasakan bahagianya menjadi pengajar meskipun cuma sebentar. Pengalaman ini tidak akan saya lupakan =)

inne_chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar