Jumat, 01 Agustus 2014

Ragam Pernikahan

Melihat pernikahan seorang teman yang diselenggarakan di ballroom hotel berbintang sekian, antara melongo dan mikir. Pertanyaan pertama, habis berapa? Kedua, pake WO nggak ya? Ternyata betapa ribetnya pernikahannya. Mulai dari persiapan yang harus dilakukan jauh - jauh hari, booking hotel, fitting baju, bla bla bla lamaaaaa sebelum pernikahan dilangsungkan. Dia bilang, mengalami susah tidur berbulan - bulan karena memikirkan acara pernikahannya ini. Astaga!!

Dan teman saya dari Eropa yang iseng saya ajak ke acara nikahan, langsung melongo juga. Kalimat pertama yang terucap "betapa mahal menikah di Indonesia". Saya langsung tertawa. Yah, resepsi semacam itu normal disini. Tapi bagi dia, itu termasuk pesta pernikahan yang "wah". Kemudian dia bercerita kalau pernikahan di luar negeri lebih simpel. Saya berpikir, ini baru saya ajak ke resepsi yang cuma standing party. Gimana kalau saya ajak ke pernikahan yang membutuhkan prosesi adat dan lain sebagainya? Dia bisa lebih melongo lagi.

Sementara saya ingat sekitar 4 tahun yang lalu, saya menghadiri sebuah pernikahan yang sangat sederhana. Kenapa saya bilang sederhana? Karena diadakan di sebuah kamar kos! Wow,,, baru sekali itu saya melihat pernikahan di kos. Ceritanya, si ibunya ini memang tinggal di kos karena pekerjaannya. Dan dia berniat untuk menikah kedua kali setelah bertahun - tahun menjanda. Karena si calonnya ini dari daerah yang sama, maka mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan di kos tersebut. Yang diundang? Tentu saja bisa dihitung. Penghulu, si mempelai, keluarga keduanya, yang punya kos dan anak kos. Sebenarnya anak kos lebih berfungsi sebagai penerima tamu. Persiapannya? Tentu saja kurang dari 1 bulan. Dan tidak perlu ibu ini seperti teman saya yang susah tidur berbulan - bulan.

Yah, begitulah ragam pernikahan. Banyak sekali perbedaan. Tapi, yang penting kan apa esensi dari pernikahan itu sendiri.

inne_chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar